dexandra.online
Kenapa beberapa individu dapat meraih kesuksesan dengan sangat cepat dalam pekerjaan, usaha dagang, ataupun kehidupan secara menyeluruh, sedangkan yang lain terlihat seperti hanya bergerak di satu titik saja?
Jawabannya bukan semata-mata soal keberuntungan. Bukan pula hanya karena pendidikan tinggi atau koneksi kuat.
Faktor pembeda yang paling mencolok justru terletak pada satu hal: pola pikir kritis terhadap kebiasaan-kebiasaan umum.
Iya, mereka yang cepat sukses dalam kehidupan tak langsung menyetujui semua hal seperti apa adanya.
Mereka meragukan aturan yang ada, menyenggol kebiasaan lama, serta berani untuk melakukan perubahan.
Meskipun kebanyakan orang menurut pada tren, mereka memilih untuk bergerak sebaliknya, tidak demi menjadi unik, tapi karena mereka yakin terdapat metode yang lebih efisien.
Pada artikel yang diambil dari Geediting ini, kita akan mengungkap delapan kebiasaan “umum” yang biasanya dianggap normal oleh sebagian besar orang namun diragukan dan diabaikan oleh mereka yang bergerak maju menuju kesuksesan.
Apabila kamu tengah mengejar sumber pergeseran signifikan dalam kehidupanmu, bacalah dengan pikiran yang terbuka.
1. Menyetujui Kondisi Terkini tanpa Bertanya
Banyak di antara kita berkembang dengan meyakini bahwa apabila suatu hal sudah dikerjakan dalam waktu lama menggunakan metode tertentu, maka itu adalah cara paling efektif. Ironisnya, pandangan seperti ini dapat menjadi jebakan.
Orang yang berhasil malah mengkritisi sistem. Mereka menanyakan:
“Kenapa harus seperti ini?”
“Apakah tidak ada cara yang lebih efisien, lebih adil, atau lebih bermakna?”
Mereka menyadari bahwa kesenangan dalam menjalani rutinitas dapat menghalangi kemajuan inovatif. Baik dari kalangan tokoh bisnis internasional maupun pionir di bidang teknologi, elemen umum yang muncul ialah ketegasan untuk mempertanyakan serta merevisi aturan yang sudah mapan.
Pertanyaan singkat seperti “mengapa?” dapat memulai suatu perubahan dalam diri seseorang.
2. Menghargai Kepuasan Pelanggan Di Atas Semua Hal
Zona nyaman sungguh sangat menarik. Rasanya aman, damai, serta dapat ditebak. Namun disitulah letak kebahayaannya: perkembangan takkan pernah berlangsung ketika kita hanya bertahan di zona yang nyaman tersebut.
Orang-orang berhasil menyadari bahwa rasa tidak nyaman merupakan elemen penting dalam perjalanan pertumbuhan mereka. Mereka berani menghadapi rasa takut, mengeksplorasi pengetahuan baru, mempelajari masukan, dan bahkan mengubah rutinitas lama untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Apabila Anda menganggap kehidupan seolah berhenti, coba tanyakan pada diri sendiri: mungkin saja Anda telah terlampau merasa tenang?
3. Menyikapi Gagal sebagai Lawan
Satu dari banyak mitos yang sangat merugikan di kehidupan ini ialah jika seseorang mengalami kegagalan maka itu sama dengan menyerah.
Sebenarnya, mayoritas prestasi luar biasa di seluruh dunia terbentuk dari sekumpulan kegagalan. Thomas Edison, Oprah Winfrey, dan Steve Jobs — mereka semua menghadapi kegagalan yang mencolok sebelum pada akhirnya meraih kesuksesan masing-masing.
Orang-orang yang selalu bangkit dengan cepat tidak merasa takut akan kegagalan, sebab bagi mereka kegagalan hanyalah masukan, bukan penilaian terakhir.
Bila kamu tak pernah mengalami kegagalan, jadi kemungkinan besar adalah kamu belum benar-benar menantang diri sendiri dengan hal-hal yang sungguh-sunguh besar.
4. Takut Akan Perubahan
Kebanyakan orang menginginkan kenyamanan yang datang dari stabil. Namun, pahitnya kebenaran adalah bahwa alam semesta selalu dalam perubahan – baik kita menyukainya atau tidak.
Orang yang sukses bukan hanya menerima perubahan. Mereka mengantisipasinya dan memanfaatkannya. Mereka tahu bahwa kemampuan beradaptasi adalah mata uang yang sangat berharga di zaman modern ini.
Sebaiknya mereka mengatakan “Bagaimana cara saya bertumbuh melalui perubahan ini?” daripada “Mengapa hal ini berubah?”
5. Memaafkan Diri Sendiri demi Produktivitas
Dalam lingkungan yang menekankan terus bergerak maju, banyak individu merasa gembira dengan kebiasaan kerja selama 12 jam setiap hari tanpa henti. Namun, mereka yang telah mencapai kesuksesan menyadari sebuah prinsip krusial: kita tak dapat mengisi sesuatu dari waduk yang sudah kosong.
Merawat diri sendiri — seperti mendapatkan istirahat yang cukup, berolahraga, menghabiskan waktu dengan keluarga, serta mengejar hobi — sebenarnya adalah bentuk penyimpanan energi untuk masa depan dalam hal meningkatkan produktivitas dan menjaga kesejahteraan mental.
Mereka menentukan jadwal untuk beristirahat sama seperti ketika mereka merencanakan pertemuan. Mereka menyadari batasan dan menghargai kondisi tubuh mereka.
6. Mengabaikan Intuisi Demi Logika Semata
Di sekolah kita diajarkan untuk berpikir logis, analitis, dan rasional. Tapi realitas hidup seringkali menuntut kita untuk memercayai intuisi — dorongan batin yang tidak selalu bisa dijelaskan, namun sering kali benar.
Banyak pengusaha sukses mengaku bahwa keputusan-keputusan terbesar mereka tidak sepenuhnya berdasarkan data, tetapi berdasarkan firasat kuat.
Instingt tidak selalu berarti gegabah. Ini merupakan produk dari kumpulan pengalaman, pemerhatian, serta pelajaran yang tak terlihat secara kesadaran kita abaikan.
7. Terlalu Rigida dengan Perencanaan
Perancangan sangat krusial, iya kan? Namun, orang-orang yang berhasil menyadari bahwa perencanaan tidak berarti harus diikuti dengan sempurna seperti aturan terlarang.
Kelincahan menjadi faktor utama untuk bertahan hidup di era perubahan tak henti-hentinya ini. Apabila situasi beralih, pendekatan pun mesti disesuaikan.
Sebagai gantinya dari memaksa menerapkan rencana A yang sudah tak cocok lagi, mereka dengan sigap berpindah ke rencana B, C, hingga Z—tanpa keraguan dan tanpa pertunjukan dramatis.
Pentingnya keberhasilan biasanya tidak terletak pada perancangan pertama, melainkan pada kapabilitas untuk mengubah strategi seiring berjalannya waktu.
8. Yakin bahwa “Saya Tak Dapat Mengubah Apa Pun”
Kepercayaan bahwa kita terlalu tidak berarti untuk menghasilkan perubahan merupakan sebuah ilusi yang merusak kemampuan kita.
Orang-orang yang sukses dengan cepat dihidup ini yakin bahwa tiap tindakan mempunyai dampak bertautan. Mereka mengerti bahwa sebuah gagasan, keputusan, ataupun langkah dapat membuka jalan bagi transformasi signifikan.
Mereka tak bersabar menantikan dunia berubah. Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk ikut serta dalam proses perubahan tersebut.
Apabila Anda telah mencapai bagian ini, bisa jadi di pikiran Anda terlintas pertanyaan, “Bisakah saatnya bagi saya untuk mengoreksi rutinitas lama?”
Dan itu bagus.
Sebab, semua perubahan besar selalu dimulai dari kesadaran kecil dan keberanian untuk bertanya.
Mari kita renungan bersama tentang hal ini:
Adakah saya terlalu betah berada dalam zona yang aman?
Bisakah jadi saya menghindari perubahan disebabkan rasa takut akan kegagalan?
Apakah saya terlalu tegang saat mengejar tujuan yang telah direncanakan?
Apakah aku menelantarkan kepekaan batin dan penjagaan terhadap diriku sendiri?
Apakah aku telah bersikap seperti bisa memberikan dampak?
Jika jawapannya “iya” untuk salah satu dari mereka, itu bukan kekurangan — itu peluang untuk memulai perubahan.
Dalam dunia yang bergerak cepat, menjadi “normal” bisa berarti tertinggal. Maka, jangan takut untuk berbeda. Jangan takut untuk mempertanyakan.
Siapa tahu, petualangan meraih versi terbaik dari diri Anda — serta keberhasilan yang telah lama Anda dambakan — sebenarnya bermula ketika Anda berani mengoreksi apa pun yang selama ini dianggap biasa tanpa ditanya. ***