Jakarta, IDN Times

– Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth dilaporkan telah membocorkan rincian serangan udara AS ke Yaman melalui grup Signal pribadi yang ia buat sendiri. Grup itu berisi beberapa orang dekatnya.

Informasi tersebut mencakup jadwal penerbangan jet tempur F/A-18 Hornet yang akan menyerang posisi Houthi pada Maret lalu.

Menurut laporan
The Guardian
yang mengutip
The New York Times
, Hegseth membagikan informasi yang sama seperti yang ia sampaikan di grup Signal resmi berisi pejabat tinggi pemerintahan. Grup resmi itu awalnya dibentuk oleh Mike Waltz, penasihat keamanan nasional, dan sempat bocor ke publik setelah editor The Atlantic secara tidak sengaja dimasukkan ke dalamnya.

Pihak yang mengenal isi grup mengonfirmasi bahwa total ada 13 orang di dalamnya, dan komunikasi dilakukan menggunakan ponsel pribadi Hegseth.

1. Grup keluarga dibentuk sejak masa konfirmasi jabatan

Dua pejabat yang mengetahui isi grup mengatakan kepada
ABC News
bahwa grup Signal kedua awalnya dibuat saat proses konfirmasi Hegseth sebagai menteri. Grup itu digunakan untuk membahas urusan administratif, namun perlahan mulai diisi info sensitif.

Istri Hegseth, Jennifer, tak punya jabatan resmi di Kementerian Pertahanan, sementara adiknya, Phil, bekerja sebagai penasihat senior di Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan ditugaskan ke Departemen Pertahanan. Pengacara pribadinya, Tim Parlatore, juga bekerja di Pentagon sebagai perwira cadangan Angkatan Laut. Ketiganya termasuk dalam grup itu.

Informasi serangan dibagikan sekitar pertengahan Maret. Waktu itu bersamaan dengan bocornya rencana serangan 15 Maret ke editor The Atlantic. Pentagon belum memberi tanggapan resmi saat dimintai komentar oleh
ABC News
.

2. Tiga staf senior dipecat, grup pertama jadi penyelidikan besar

Tiga orang dalam lingkaran Hegseth yaitu Dan Caldwell, Colin Carroll, dan Darin Selnick dipecat terkait dugaan kebocoran dari grup Signal resmi. Namun, mereka membantah tuduhan itu dan menyebut belum diberi kejelasan apa yang sebenarnya sedang diinvestigasi.

“Pada saat ini, kami masih belum diberitahu sedang diselidiki untuk apa, apakah penyelidikan masih berlangsung, atau bahkan apakah penyelidikan benar-benar ada,” tulis mereka dalam pernyataan bersama di X pada 19 April.

Mereka mengatakan bahwa pengangkatan ini terjadi tiba-tiba serta membuat bingung.

Inspektur Jenderal Pentagon pada saat ini tengah mengkaji penggunaan Signal oleh Hegseth beserta timnya. Peninjauan ini berfokus pada kemungkinan pelanggaran aturan resmi ketika informasi terkait operasi militer dibagikan.

3. Kekacauan internal Pentagon jadi sorotan pemerintahan Trump

John Ullyott, eks perwakilan pers dari Pentagon, menyampaikan pandangannya melalui tulisan op-ed
Politico
Yang melukiskan kondisi di departemen tersebut sebagai keadaan yang sangat kacau. Dia menyatakan bahwa bocornya informasi, PHK masal, serta hilangnya pegawai penting telah menjadi hambatan signifikan bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Hegseth saat ini mengawasi pembersihan yang ganjil dan memusingkan sehingga ia kehilangan dua penasihannya yang paling setia dalam waktu lebih dari sepuluh tahun,” demikian tulisan Ullyot.

Dia menyebutkan pula bahwa krisis tersebut memicu keraguan di antara banyak pengikut Hegseth tentang masa depannya sebagai menteri.

“Meskipun pendukung berdedikasi seperti diriku sebagai sekretaris harus mengakuinya: Bulan lalu merupakan bencana besar di Pentagon,” demikian tertulis dalam opini oleh Ullyot.

Dia mengatakan bahwa Trump sejauh ini dikenal meminta pertanggungjawaban, sehingga posisi Hegseth saat ini semakin terancam.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *