Sorotan Atraksi Khusus: Pencerahan Legenda Ratu Tanah Jawa dalam Perayaan Wayang Kulit ke-1119 Kota Magelang


Dexa, MAGELANG –

Pertunjukan wayang kulit kemarin berlangsung sepanjang malam untuk memperingati Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang yang diselenggarakan di Pendopo Mantyasih, Magelang pada Sabtu (19/4/2025) sampai dengan Minggu (20/4/2025) dini hari.

Warga menghadiri acara itu, guna menonton pertunjukan berjudul “Gayuh Pancer Ratu Tanah Jowo”, yang disajikan secara luar biasa oleh sang dalang Ki Hadi Sukirna bersama bintang tamu Mba Asih.

Gayuh Pancer Ratu Tanah Jowo adalah narasi yang kaya akan pesan mengenai kekuatan kepemimpinan serta kesopanan dalam budaya Jawa.

Sekilanya, para hadirin dinikmati dengan pertunjukan yang mengesankan dari Karawitan Maeraki SMP Negeri 6 Kota Magelang, di samping itu ada juga kerjasama antara Para Penari dari Sanggar Maeraki.

Terdapat di acara itu, Wali Kota Magelang Damar Prasetyono, Wakil Wali Kota Magelang Sri Harso, Sekretaris Daerah Kota Magelang Hamzah Kholifi, serta staf dari Forkopimda.

Walikota Damar menyebutkan bahwa pertunjukan wayang kulit tersebut bertujuan untuk merayakan Ulang Tahun Kota Magelang, serta berfungsi untuk menjaga keberlanjutan seni dan budaya lokal sebagai bagian dari jati diri masyarakat dan atraksi pariwisata.

“Tentu wayang kulit ini budaya masyarakat yang harus dilestarikan,” ujar Damar di sela-sela kegiatan.

Mengikuti arti lakon wayang pada malam itu, Damar menyatakan bahwa sebagai orang yang kini dipercaya untuk memimpin Kota Magelang, dirinya terdorong berpikir atas nasihat mulia dalam lakon tersebut.

“Kepeimpihan yang sesungguhnya tidak sekadar terletak pada posisi atau keberhasilan dalam sebuah pemilihan. Melainkan, hal tersebut juga berkaitan dengan kesesuaian jiwa, mengenai ketulusan niat, dedikasi, serta kerendahan diri saat memegang amanah,” tegasnya.

Menurut pendapat tersebut, lakon tidak sekadar hiburan, tetapi juga sebuah cermin dan pemberi pengingat bahwa di balik setiap peran kepemimpinan terdapat tanggung jawab besar yang harus selalu dipertimbangkan.

Yang dimaksud dengan amanah adalah memberikan prioritas pada kebutuhan warga, melindungi integritas dan keyakinan publik, serta mempertegas prinsip-prinsip ‘laku utomo’ (tindakan terpuji) dalam seluruh kebijakan yang dibuat.

Damar menambahkan, wayang tidak hanya sebuah pertunjukkan satu malam saja. Melainkan merupakan warisan, nasihat, serta pencerminan kearifan budaya nusantara. Oleh karena itu, ia mendorong kita semua untuk terus melestarikan kebudayaan tersebut.

Penampilan Ki Hadi Sukirna dengan gaya khasnya berhasil memukau para penonton tanpa mengurangi esensi dari cerita yang disampaikan.

Acara tersebut tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan hubungan kekeluargaan di antara penduduk setempat serta mengembangkan rasa penghargaan terhadap seni dan warisan budaya lokal.

(*)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *