Rafikli, Muda dari Popayato Gorontalo: Dari Cinta Kopi hingga Sukses Wirausaha


dexandra.online, Gorontalo–

Rafikli Mukimu (26), warga muda dari Desa Persatuan, Kecamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, memulai bisnisnya dengan menjual kopi.

Ketika dijumpai oleh Tribun Gorontalo pada hari Rabu malam (23/4/2025), Rafikli mengisahkan bagaimana dia pertama kali memulai bisnis kopinya.

Ia menjelaskan alasan membuka usaha kopi ini dimulai dari kecintaannya terhadap kopi.

“Karena sudah lama menikmati kopi, kemudian mulai belajar membuat kopi, semua berawal dari rasa penasaran itu sehingga ada niat buat usaha,” ungkapnya.

Di samping itu, keinginan yang besar untuk memulai bisnis ini muncul karena banyak teman dekatnya yang hobi minum kopi.

Pada akhirnya di bulan Juni 2024, Rafikli memilih untuk berani mendirikan bisnis sendiri.

“Sebelum memulai bisnis, para sahabat yang biasa ngumpul bersama saya sebenarnya gemar minum kopi, sehingga saya bulat tekad untuk mengembangkan usaha ini,” paparnya.

Pada awal tahun 2024 saat merintis bisnis Kopi Rafikli, dia baru saja menyelesaikan pendidikannya di universitas dan segera mendirikan usaha kopi tersebut.

Dengan menggunakan dana pribadi dan tidak bergantung pada orang tuanya, Rafikli memulai bisnisnya dengan peralatan secukupnya.

“Modal ini adalah milik kami sendiri, kemungkinan ada sedikit dukungan dari teman dalam hal ide serta peralatan,” terangnya.

Dengan dana permulaan sebesarRp1 0jutalebih, akhirnya Rafikli mampu mendapatkan tempat berjualan serta peralatan yang sederhana.

Dengan berlalunya waktu, Rafikli menukar peralatan membuat kopinya dengan yang lebih modern.

“Lama kelamaan, peralatan terus ditingkatkan dan di-upgrade. Awalnya sih memang saya masih harus meminjam,” ungkapnya.

Usaha kopi yang dimiliki Rafikli bernama Roastopoeia.

Dia mengatakan bahwa ide nama berasal dari dua konsep yaitu Roasting dan Onomatopoeia.

Proses roasting berarti memanaskan biji kopi guna mengekstrak aroma serta rasa yang tersimpan di dalam biji kopi tersebut.

Onomatope berarti suara-suara. Nama tersebut diambil karena sesuai dengan judul tesisnya pada waktu itu.

” Ini merupakan gabungan dari hubungan dengan kopi serta hasil penelitian menjadi sebuah entitas bisnis,” ungkapnya.

Pada masa kini, Rafikli mendapat bantuan dari sepupunya untuk berjual-jual, sebab dia harus bekerja di siang hari dan baru bisa pulang pada malam hari.

“Ia mendapat bantuan dari seorang kerabatnya yang dipekerjakannya,” katanya.

Daya tarik dari bisnis ini tidak hanya terletak pada penawaran kopi berkualitas tinggi, melainkan juga tersedianya satu jenis minuman yang bersifat herba (pengobatan).

Nama produknya Chamomile, Teh bunga chamomile ini kaya antioksidan yang berperan penting dalam meningkatkan rasa kantuk dan mencegah insomnia dan membantu relaksasi tubuh apalagi Rafikli menambahkan dengan madu.

Rafikli mengaku sejauh ini pembeli masih relatif standar. Biasanya ia meraup cuan Rp200 ribu per harinya.

“Sejauh ini saya melihat masih relatif standar,” ungkapnya.

Akan tetapi, tantangan utamanya adalah kondisi cuaca yang tak terduga. Biasanya ketika turun hujan, jumlah pembeli akan berkurang.

“Bila hujan mulai turun, pembeli di sini akan berkurang karena tempat ini juga bersifat terbuka,” jelasnya.

Kedai tersebut beroperasi mulai hari Senin sampai Sabtu, dengan jam operasional yang dimulai pada pukul 10.00 WITA hingga 00.00 WITA.

Harga yang ditawarkan mulai dariRp 10ribu sampai dengan Rp13ribu. Harganya untuk kopi sangatlah bersahabat di kantong.

Alasan tersebut karena target pelanggan kedai ini merupakan mahasiswa, jadi harganya disesuaikan dengan kemampuan finansial para pemuda kuliah.

Umumnya yang kerap minum kopi di sana adalah para mahasiswa dan kemudian juga dosen-dosen yang bertugas di kampus itu.

Alamat kedai tersebut terletak di dalam kampus pertama UNG, dekat sekali dengan perpustakaan lama serta di area lapangan catur. (*)

(Reporter dexandra.online/Jefri Potabuga)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *