geopolitikaidn–
Bima Yudho Saputro tengah menjadi sorotan publik Indonesia setelah video TikTok-nya yang berisi kritik terhadap kondisi Provinsi Lampung viral di media sosial. Dalam video tersebut, Bima menyuarakan kekesalannya terhadap infrastruktur Lampung yang menurutnya tidak kunjung berkembang. Gayanya yang tegas dan blak-blakan membuatnya banyak dibicarakan netizen.
Video itu memantik perdebatan luas, mulai dari pujian karena keberaniannya hingga kritik karena dianggap terlalu kasar. Bahkan, seorang advokat melaporkannya ke polisi setelah Bima menyebut Lampung sebagai “Dajjal”. Namun, dukungan terhadap Bima justru semakin besar, terutama dari masyarakat yang merasakan hal serupa.
Tak hanya sebagai pengkritik, Bima dikenal sebagai mahasiswa aktif yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Ia juga membangun komunitas edukatif lewat Bima Foundation yang mempromosikan pendidikan dan pertukaran budaya. Aktivitasnya tak berhenti di situ, ia juga bekerja paruh waktu di IKEA Sydney.
Kiprah Bima tidak hanya berhenti sebagai mahasiswa dan pekerja paruh waktu. Ia juga aktif sebagai konten kreator di media sosial, khususnya TikTok, YouTube, dan Instagram. Dengan akun @awbimax, ia rutin membagikan kehidupan pribadinya dan isu-isu sosial.
Viral karena Kritik Tajam terhadap Lampung
Nama Bima mencuat setelah ia mengunggah video berjudul “Alasan Lampung Nggak Maju-Maju” yang viral di TikTok. Dalam video itu, ia menyoroti buruknya infrastruktur, jalan rusak, dan kurangnya perkembangan. Penyampaian Bima yang lugas membuat banyak orang merasa relate dan mendukung.
Sayangnya, tak semua orang menyukai cara Bima menyampaikan kritik. Salah satu advokat di Lampung merasa tersinggung dan melaporkannya ke pihak kepolisian. Meski begitu, publik tetap membela Bima. Kasus itu bahkan menjadi salah satu pemicu Bima mengurus protection visa di Australia.
Respons publik yang memihak menunjukkan bahwa suara Bima dianggap mewakili keresahan banyak orang. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap pembungkaman kritik, terutama dari generasi muda.
Mahasiswa Aktif di Luar Negeri
Bima kini sedang menempuh studi di Sydney, Australia, mengambil program Diploma Pemasaran Digital dan Media/Multimedia. Sebelumnya, ia pernah belajar di UCSI Malaysia dan memiliki latar belakang pendidikan di bidang Teknologi Informasi dan Inovasi Digital.
Ia membiayai kuliahnya secara mandiri tanpa bantuan beasiswa LPDP, meski sempat diterima di beberapa PTN dalam negeri. Di sela-sela kuliah, Bima bekerja paruh waktu di IKEA Sydney untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia pun pernah aktif di sektor komunikasi dan media sosial di Malaysia.
Kehidupan Bima di luar negeri menjadi bahan konten di media sosialnya. Ia sering membagikan informasi seputar budaya, pendidikan, dan pengalaman tinggal di negara lain.
Aktif di Media Sosial dan Komunitas
Melalui TikTok dan YouTube, Bima tak hanya menghibur tapi juga menyampaikan kritik sosial, pengalaman belajar, dan informasi edukatif. Kontennya sering menyentuh isu-isu seperti kualitas pendidikan, budaya luar, dan kehidupan diaspora Indonesia.
Selain sebagai konten kreator, ia mendirikan Bima Foundation yang bertujuan memfasilitasi pendidikan internasional dan pertukaran budaya. Lewat yayasan ini, Bima ingin anak muda Indonesia punya akses informasi lebih baik soal pendidikan luar negeri.
Ia juga berkomitmen untuk terus belajar dan berencana melanjutkan pendidikan ke Macquarie University dalam dua tahun ke depan.
Profil dan Biodata Lengkap Bima Yudho Saputro
Nama Lengkap: Bima Yudho Saputro
Nama Panggilan/Akun: Bima / Awbimax
Tempat, Tanggal Lahir: Lampung, 1999/2000
Asal: Desa Raman Utara, Lampung Timur
Agama: Islam
Keluarga: Ayah bernama Juli (PNS), Ibu bernama Sri (bos petani jagung)
Pendidikan:
- UCSI Malaysia (Diploma Teknologi Informasi)
- ACBI, Sydney (Diploma Digital Marketing dan Media/Multimedia)
- Western Sydney University (status mahasiswa)
- Rencana lanjut Macquarie University
Profesi: Mahasiswa, TikToker, pekerja paruh waktu di IKEA
Sosial Media: TikTok @awbimaxreborn, Instagram @awbimax, YouTube: Bima
Kontroversi: Menjadi viral lantaran kritikan terhadap Lampung, diberitakan ke pihak berwenang, memperoleh dukungan dari masyarakat umum, dan menangani pengurusan visanya untuk perlindungan di Australia
Informasi Tambahan: Keluarganya tidak ditampilkan di platform-media sosial, terlibat dalam berbagai komunitas, serta kerap menggugurkan diskusi tentang masalah-masalah global.
Bima Yudho Saputro tidak hanya seorang pembuat konten biasa. Dia menjadi wakil bagi para pemuda yang tampil percaya diri untuk menyuarakan hak mereka dan menegaskan pentingnya pendidikan serta otonomi berekspresi.
Kehidupan seseorang yang dimulai di Lampung hingga akhirnya tiba di Australia telah memotivasi banyak pihak untuk berani memiliki mimpi serta melakukan tindakan. ***