geopolitikaidn.CO.ID – JAKARTA.
Menurut data dari Kemendag, ekspor barang-barang seperti conditioner dan peralatanpendingin udara di Indonesia (HS 8415) pada periode kuartal pertama tahun 2025 tercatat sebesar US$ 157 juta.
Angka tersebut meningkat hingga 118,9% jika dibandingkan dengan periode setara di tahun 2023, yaitu senilai US$ 71,7 juta.
Indonesia adalah pengekspor AC urutan kedua puluh delapan di seluruh dunia, memiliki pasaran sekitar 0,29%. Nilai pengeluaran dari produk ini tercatat senilai US$ 197,6 juta pada tahun 2024. Selain itu, industri ekspor pendingin udara nasional juga menunjukkan kenaikan yang baik yaitu 85,5%, antara tahun 2023 dan 2024.
Misalnya saja, negara-negara tujuan utama untuk mengekspor AC buatan Indonesia adalah Amerika Serikat yang mengambil bagian terbesarnya yaitu 68,27%, diikuti oleh Vietnam dengan persentase 20,68%, Korea Selatan mendapat 6,38%, Malaysia memiliki 5,51%, sementara Taiwan hanya menerima sedikit porsi yakni 2,73%.
Sampai sekarang, Indonesia tetap terus berusaha memperluas pasarnya di luar negeri untuk produk pendingin ruangan ke beberapa negara lain yang belum pernah dituju sebelumnya.
Satu perusahaan pembuat pendingin ruangan, PT Daikin Industries Indonesia (DIID), yang sudah memasarkan dan menjual ac pada pasar lokal sejak tahun 1970, saat ini telah membentuk DIID guna mengelola pabrik produksi AC Daikin pertamanya di daerah Cikarang Pusat, kabupaten Bekasi, provinsi Jawa Barat.
Rencana tersebut menginginkan ekspansi ini berkontribusi dalam meningkatkan ekspor AC dari Indonesia. Menurut sasaran yang ditetapkan, DIID diharapkan mulai melakukan ekspor pada tahun 2027 menuju Filipina.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyebutkan bahwa dengan dibukanya pabrik DIID di Indonesia, semoga hal tersebut bisa mendorong pertumbuhan investasi dan juga meningkatkan pasar ekspor Indonesia, terlebih untuk produk pendingin ruangan atau AC.
“Oleh karena itu, Daikin juga ikut membantu untuk mengakselerasi pertumbuhan pasar ekspor produk-produk Indonesia di masa depan serta sebagai pendorong mesin ekonomi negara ini,” jelas Roro lewat pernyataan formalnya, Kamis (15/5).