Admin Ganti Nama Grup FB Fantasi Sedarah Menjadi Suka Duka,Posting Gambar Vulgar dan Bahas Inses


geopolitikaidn

– Grup Facebook Fantasi Sederajat heboh dan kini semakin banyak yang memperhatikannya. Baru-baru ini, nama grup itu telah diubah menjadi Grup Serba Rasa.

Tetapi, tentunya pembicaraan di dalam grup tersebut tetap berfokus pada hubungan yang tidak biasa antara keluarga atau orang-orang berkaitan darah.

Hal inilah yang membuat publik merasa risih dan meminta agar admin grup tersebut diusut.

Dan ternyata gruo ini telah memiliki 30 ribu lebih pengikut . Dengan banyak postingan yang membuat bulu roma berdiri.

Mereka dengan leluasa mengunggah gambar dan foto, mulai dari orang tua, anak hingga kerabat berdarah kekerabatan mereka.

Imajinasi liar para pendukungnya yang menjadikan kelompok ini sangat mengerikan.

Ya, geger keberadaan forum komunitas di platform facebook dengan nama Fantasi Sedarah.

Grup ini berisikan 32 ribu anggota dan isinya bikin miris dan tentu saja mengetikan.

Karena idsalamnya ada foto-foto dan juga kalimat-kalimat yang tak pantas . Bahkan itu mengarah pada kekerasan seksual pada anak di bawah umur.

Masyarakat heboh lantaran grup itu dengan terbuka menyebutkan tentang penyalahgunaan terhadap anak di bawah umur serta anggota keluarga yang lebih muda.

Ya, ketersediaan grup komunitas ” Fantasi Sedarah” di platform Facebook sedang banyak diperdebatkan oleh publik.

Di dalam grup itu, sekitar 32 ribu anggotanya, menceritakan tentang perlakuan tidak senonohnya terhadap anggota keluarga langsungnya.

Berdasarkan temuan TribunPadang.com pada hari Jumat, tanggal 16 Mei 2025 pukul 08.00 WIB, nama grup tersebut telah dirubah usai mendapat perhatian besar di platform-media-sosial.

Walaupun telah merubah nama grupnya menjadi ‘Suka Duka’, postingan dari para member grup itu tetap dapat diakses.

Di dalam beberapa tangkapan layar yang memuat keterangan dari anggota komunitas Fantasi Sederajat yang menjadi sorotan di media sosial, diketahui adanya tindakan tidak senonoh oleh sebagian orang tersebut.

Beberapa diantaranya membahas tentang kisah seorang bapak yang mengaku ingin merendahkan martabat putranya sendiri yang masih berumur dua tahun.

Cantik sekali buah hatiku ini, kan? Menurut mereka yang melihatnya, dia terlihat seperti gadis Cina. Baru berusia 2 tahun, tetapi tubuhnya tampak akan tumbuh tinggi. Memiliki kulit pucat dan hidung mancunng. Dia juga memiliki bibir kecil yang menggemaskan.

Ingin sekali rasanya aku ***. Namun, aku perlu bersabar menanti hingga usia 4 atau 5 tahun lagi supaya dapat mengajarkan diriku untuk menyukai hal tersebut,” tulis akun dengan nama Rieke Jr.

Pemilik akun itu dengan jelas menyebarkan gambar si anak sambil memakai pijamas.

Dalam unggahan lain, dibeberkan kelakuan bejat seorang ayah yang dengan bangga mengaku telah melecehkan anaknya sendiri.

Pria yang menyembunyikan identitasnya akunnya tersebut melakukan perbuatan biadab tersebut sejak sang anak masih belum menginjak usia satu tahun.

Menurut pengakuan pelaku, peristiwa terjadi saat ibu korban atau istrinya saat itu meninggalkan sang anak dengan ayahnya tersebut.

Tindakan itu tetap ia lakukan sampai si korban sekarang berumur empat tahun.

Pelaku mengakui telah menyerang anak biologisnya sendiri dan memintakanhutan kepada anggota komunitas lain untuk saling berbagi cerita.

Sahabat-sahabat tercinta bagikan juga ya.

aku tetap menyimpan gambarnya untuk sementara, karena kuatir diintip istriku.” Tulisan itu dilengkapi dengan emoji tertawa. Apakah ada yang ingin bertukar?

Bukan hanya anak kecil, tetapi juga dipublikasikan gambar perempuan muda yang menjadi objek fantasinya sang bapak kandung.

Tidak jarang pula terdapat kasus di mana anak-anak tersebut memposting gambar ibu kandung mereka yang tengah tertidur atau masuk ke dapur untuk memasak, sambil mengklaim bahwa mereka memiliki fantasi tersesat bersama si ibu.

Dalam pernyataan mereka, kelompok itu didirikan sekitar 15 tahun yang lalu.

Setelah viral, kini anggota komunitas tersebut justru bertambah dari 32 ribu akun menjadi 41 akun.

Meski berganti nama, beberapa unggahan tak pantas berkaitan dengan grup tersebut masih bisa ditemukan.

Di antaranya potret sejumlah wanita dan anak-anak yang menjadi objek fantasi menyimpang anggota grup tersebut.

Foto yang dibagikan sebagian besar menunjukkan pose korban yang sedang tidur disertai narasi yang menyatakan bahwa yang dibagikan adalah ibu, kakak, saudara ipar atau bahkan anak kandungnya sendiri.


Ditutup Polisi

Polda Metro Jaya saat ini sedang menginvestigasi sebuah grup di Facebook dengan nama ” Fantasi Sedarah “.

Grup tersebut menuai kontroversi dan ramai diperbincangkam di media sosial X dan Instagram.

Percakapan dalam grup itu diyakini menuju pada topik hubungan intim antara saudara kandung atau inses.

“Pastinya Direktorat Cyber Crime Polda Metro Jaya akan menginvestigasi dan mengeksplor lebih jauh terkait akun Facebook itu,” ujar Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak, pada hari Jumat (16/5/2025).

Saat itu, Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Pasaribu menyatakan bahwa investigasi mengenai grup Facebook tersebut telah dimulai sepekan yang lalu.

“Proses penyelidikan telah kita mulai sejak pekan yang lalu,” kata Roberto ketika ditemui untuk dimintai keterangan.

Roberto mengungkapkan, saat ini grup Facebook “Fantasi Sedarah” telah dihapus oleh Meta karena melanggar aturan.

“Akun grup tersebut sudah ditutup atau ditangguhkan atau dihapus oleh provider FB Meta karena melanggar aturan. Kami intensif berkoordinasi dengan Meta dan Komdigi,” ungkap dia.


Pemerintah turun tangan

Polda Metro Jaya bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan telah menindak tegas grup inses yang ramai di media sosial facebook.

Grup komunitas yang membahas tentang fantasi hubungan sedarah itu, sebelumnya beredar luas di jagat maya hingga menuai banyak kecaman dari warganet.

Bahkan anggota grup tersebut mencapai puluhan ribu orang.

Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya Kombes Pol Roberto Pasaribu memastikan, grup yang membahas tentang hubungan inses ini kini sudah ditutup.

“Akun grup tersebut sudah ditutup atau ditangguhkan atau dihapus oleh provider Facebook Meta karena melanggar aturan,” kata Roberto saat dikonfirmasi, Jumat (16/5/2025).

Polda Metro Jaya menyebut tengah berkoordinasi dengan Komdigi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait adanya grup tersebut.

Dalam hal ini, Kementerian Komdigi juga menegaskan grup itu telah melakukan pelanggaran serius atas hak anak di bawah umur.

“Grup ini tergolong pada penyebaran paham yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, dalam keterangan resmi, Jumat (16/5/2025).

Hingga saat ini, Komdigi juga telah berkordinasi dengan pihak Meta untuk melakukan pemblokiran terhadap grup-grup komunitas dengan konten negatif tersebut.

Enam kelompok telah ditutup sampai saat ini akibat pelanggaran yang mereka lakukan.

“Kami secara langsung bekerja sama dengan Meta untuk menangani penutupan grup komunitas itu,” katanya.

Ketika komunitas intim di Facebook menjadi viral, hal itu menimbulkan kemarahan pada Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

Sahroni menekan untuk segera mencegah kelompok tersebut melakukan kegiatan yang memiliki dampak negatif seperti itu.

“Perilaku ini sungguh menggugah rasa jijik. Oleh karena itu, saya meminta pihak kepolisian bersama dengan Komdigi untuk menyelidiki serta menangani baik pemilik grup maupun anggotanya yang terlibat dalam hal buruk tersebut,” tegas Sahroni pada hari Kamis (15/5/2025), sebagaimana dikumpulkan dari pernyataan resmi partai NasDEM.

Kelompok itu menciptakan kegembiraan di ranah daring dengan menjadi wadah bagi para penggemar praktik hubungan suami istri antara saudara kandung (inses).

Dia juga berharap polisi dapat menyelidiki semua orang yang terkait dengan aktivitas di grup tersebut.

Pastikan bahwa adanya kelompok tersebut tidak malah mendorong tingkah laku yang melenceng menjadi lebih merajaleka.

Bila kita tak berhenti dan imajinasi itu menjadi realitas, hal tersebut bisa menimbulkan tindakan kekerasan seksual yang sangat merusak korban.

“Jadi mereka harus dicari, dan dibina secara psikologis, dan kita hentikan mereka sebelum kejadian,” kata dia.

Sahroni berpesan, agar siapapun yang mengetahui adanya aktivitas menyimpang di lingkungannya, harus segera lapor.

Menurut dia, orang yang melakukan hubungan intim sesama keluarga tidak harus mendapat tempat di platform media sosial ataupun dalam aktivitas keseharian.

“Bila seseorang mengetahui adanya penyimpangan di dekat mereka, haruslah melapor. Mengingat peningkatan kasus kekerasan seksual akhir-akhir ini, saya percaya saatnya kita mulai menerapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih tegas,” katanya.(*).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *