Jakarta, IDN Times
– Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (MendiktipenGTKI), Brian Yuliarto, berbicara mengenai beberapa insiden personel TNI memasuki area perguruan tinggi.
Insiden terakhir terjadi saat Komandan Distrik Militer Depok 0508, Kolonel Iman Widhiarto mengunjungi Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada tanggal 16 April 2025. Kunjungan Kolonel Iman ini berlangsung selaras dengan penyelenggaraan konferensi nasional konsolidasi yang melibatkan beberapa perguruan tinggi.
Brian menyebut bahwa kampus merupakan ruang terbuka bagi semua orang yang ingin berkolaborasi ataupun menambah pengetahuan, ini mencakup juga anggota TNI.
“Berdasarkan pandangan kami tentang kolaborasi riset, program studi akademis, penyampaian materi, serta hal-hal serupa, institusi pendidikan ini haruslah menjadi wadah yang terbuka bagi berbagai pihak. Sebetulnya telah ada beberapa kemitraan seperti ini dengan perguruan tinggi lain, tak cuma militer tetapi juga dari dunia industri dan profesi lain,” jelas Brian seusai menghadiri sidang kerja bersama komisi X DPR di komplek parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada 23 April 2025.
“Pastinya itu dapat berperan dalam tahap pembelajaran serta tak kalah vital, dalam fase penelitian,” tambahnya.
Universitas, kata Brian, adalah tempat terbuka bagi berbagai pihak untuk memperluas riset. Harapannya, kata dia, kampus dapat menghasilkan produk-produk dan inovasi yang lebih baik, termasuk dengan bekerja sama bersama TNI.
Dia kemudian menyebut perusahaan industri pertahanan PT Pindad sebagai contohnya, yang memproduksi berbagai jenis senjata dan perlengkapan militer. Teknologi untuk produksi alat utama sistem senjata ini pun didapat dari kolaborasi bersama institusi perguruan tinggi.
“Kami kolaborasi dalam mencari banyak solusi, khususnya berkaitan dengan independensi industri senjata, atau sektor ini untuk memfasilitasi implementasi pertahanan di Indonesia. Oleh karena itu, pada dasarnya tak ada hambatan,” ungkap laki-laki yang juga dikenal sebagai Profesor Utama ITB.
1. Universitas telah berkolaborasi dengan TNI selama beberapa waktu.
Brian menyatakan bahwa telah banyak perguruan tinggi yang bekerja sama dengan TNI. Ini karena perlunya berbagai terobosan teknologi dalam bidang pertahanan di wilayah perbatasan.
“Maka kita memandangnya dengan cara tersebut. Bila terdapat aspek-aspek tambahan, hal itu berada diluar kerangka kami sebagai Departemen Pendidikan Tinggi,” jelasnya.
2. Mensesneg berjanji akan menyelidiki meningkatnya dugaan TNI mengakses area kampus
Saat ini, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, berkomitmen untuk menyelidiki meningkatnya jumlah personil TNI yang hadir di area perguruan tinggi sebagaimana banyak dilaporkan. Dia bersiap untuk menguji terlebih dahulu maksud dan tujuan kehadiran tentara dalam lingkup akademis tersebut.
“Saya kira perlu melihat konteksnya ya. Nantinya saya akan mengecek dahulu apakah para anggota TNI tersebut datang ke sana untuk tujuan apa,” ungkap Hadi di Istana Presiden pada tanggal 21 April 2025.
Ketika diminta untuk memberikan penjelasan lebih rinci tentang kedatangan TNI yang dikabarkan muncul secara mendadak dalam suatu perbincangan di kampus, Hadi sekali lagi menegaskan bahwa penting bagi publik untuk memahami dulu latar belakang serta maksud dari keberadaan mereka sebelum menyimpulkan apa pun.
3. BEM SI mengatakan bahwa Dandim Depok pernah bertanya tentang rencana aksinya kepada para peserta pertemuan tersebut.
Saat ini, Ketua Umum Federasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Indonesia, Herianto, menyangkal klaim dari Danrem 0508/Depok yang mengatakan bahwa kedatangannya tanpa pemberitahuan sebelumnya ke Pusat Kegiatan Wisuda Universitas Indonesia hanyalah untuk percakapan santai dan pengenalan diri.
Dandim Depok, Kolonel Inf Iman Widhiarto, pernah menyampaikan pertanyaan terkait demonstrasi berikutnya yang akan digelar oleh para mahasiswa beberapa hari mendatang. Menurut penjelasan Herianto, Iman pun meminta informasi tentang identitas mahasiswa yang turut serta dalam konferensi nasional pada tanggal 16 April 2025.
“Saat itu, Pak Dandim menanyakan dalam pertemuan pengumpulan pendapat membahas hal apa? Apakah nanti akan ada tindakan? Jawaban jujurnya adalah bahwa mereka sedang merencanakan suatu aksi mendatang. Siswa tersebut juga menjawab dengan terbuka tentang nama dirinya,” ungkap Herianto kepada
IDN Times
menggunakan telepon, pada hari Minggu, tanggal 20 April 2025 di malam hari.
Herianto menyebut mahasiswa menjawab dengan jujur lantaran kekhawatiran mereka akan keselamatan diri sendiri. Ia mengaku bahwa para anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) tidak memperlakukan mahasiswa dengan cara menakuti atau mendesak.
Akan tetapi, kehadiran Dandim Depok yang terjadi dengan sangat mendadak di tengah malam menyebabkan rasa takut. Terlebih lagi, Dandim muncul dalam penampilan berpakaian seragam beserta atribut dinasnya. Bahkan, Herianto yakin bahwa Dandim juga memegang senjata.
“Iya kita khawatir mungkin hal serupa bakal terulang dari masa Orde Baru, sewaktu-waktu bisa ditawan paksa. Oleh sebab itu, perasaan traumanya masih bertahan,” ungkap Herianto.